Wedang Ini Aneh Tapi Enak, Pernah Mencobanya?
Dari namanya, wedang tahu terdengar aneh di
kuping saya. Sepengalaman saya, tahu adalah makanan setengah wajib yang biasa
nongol di meja makan. Ia bisa berupa tahu goreng, tahu satelit, tahu asin,
jangan tahu, dan yang tak kalah beken ialah tahu bacem. Tahu terlanjur saya
anggap sebagai lauk pauk, sebagai jenis makanan. Tapi, tahu yang ini adalah tahu
yang wedang, makanan tapi minuman. Kesan aneh itulah sumber penasaran saya pada
jenis kuliner ini.
Belum hilang penasaran saya akan ini ketika
kawan saya Thomas malah iseng masang gambar BBM-nya dengan foto wedang tahu
sekaligus menuliskannya sebagai pesan status. Kelakuan Thomas ini terang memprovokasi
saya. Dari situ saya mulai berambisi untuk memburu wedang ini.
Wedang tahu memang jajanan yang langka. Penjual
wedang tahu tak sebanyak penjual dawet, es buah, dan semacamnya. Maka tidak
heran jika hanya sedikit yang bisa membagi informasi tentang jajanan ini. Dan iformasi
yang saya kumpulkan menuju ke dua lokasi; yang satu di daerah Pecinan,
Semarang, satunya lagi di jalan Pemotongan, Salatiga. Informasi itupun datang
dari informan yang ragu. Namun saya kadung nekad untuk tetap memburu wedang ini.
Tujuan pertama saya adalah Salatiga. Selain
pertimbangan georafis, bahwa dari rumah saya, Salatiga berjarak tempuh lebih
singkat, pertimbangan lainya adalah karena saya jauh lebih paham jalanan di Salatiga
ketimbang jalanan di Semarang.
Bersama teman SMA saya dulu, hari itu kami
memburu wedang tahu ke Salatiga. Dari lapangan Pancasila, kami mengambil jalan
arah ke kota. Trafic light pertama ambil kiri, itu sudah jalan pemotongan. Di
jalan pemotongan banyak pertokoan, namun dari seluruh toko, cuma toko-toko
handphone yang begitu mengesankan. Pasalnya, SPG yang rata-rata ayu banyak
bercokol di toko-toko itu.
Kembali ke wedang tahu. Jalan pemotongan
luasnya tak seberapa. Menjamahnya tak butuh waktu yang lama. Keliling pertama,
kami gagal menemukan penjual wedang tahu yang konon biasa mangkal di situ. Mungkin
pendar mata saya kurang awas gara-gara SPG yang ayu-ayu itu sudah terlalu mengaburkan
titik fokus saya.
Kami sepakat untuk mengulangi jalan
pemotongan. Kali ini fokus saya benar-benar menyisir pinggiran jalan. Saya ke
kiri, teman saya ke kanan. Namun kami tetap tidak menemukan. Pencarian diualng
sekali lagi, dan sekali lagi. Tapi wedang tahu tetap masih misteri.
Hari pertama gagal. Saya mengulanginya di
hari yang lain dan kegagalan saya berlanjut. Mungkin saya sudah putus asa kalau
tidak suatu hari saya ndak sengaja berpapasan dengan seorang yang sedang mikul
dagangan, kemudian saya sempat membaca tulisan di pikulan itu: wedang tahu. Mak
trataplah benak saya seketika. Ini yang akhir-akhir ini keberadaanya saya buru.
Sayang waktu itu saya sedang menanggung urusan yang musti saya bereskan
lekas-lekas. Sehingga saya tidak mungkin untuk sekedar parkir jajan.
Tapi setidaknya, ketaksengajaan itu kembali
menyalakan harapan saya. Wedang tahu, semumpet-mumpetnya ia, tetap ada celah
ketemunya. Setelah kejadian itu, saya, dengan hati yang mantap mencoba mencarinya
lagi. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kali ini Dewi Fortuna berada
sepihak dengan saya. Saya justru ketemu dengan penjaja wedang tahu di depan kantor
pos Salatiga. Tidak begitu jauh dari jalan Pemotongan.
Saat itu sore sekitar pukul 16.00. Saya
langsung parkir dan memesan semangkok wedang tahu. Sambil bapak penjualnya meracik
pesanan saya, saya bertanya rute yang biasa dilaluinya ketika menjajakan wedang
tahu. Rupanya beliau memang sering mangkal di sekitar jalan pemotongan,
persisnya di sekitar toko Prayogo. Karena daganganya pikulan, maka beliau
selalu berada di tempat-tempat yang berbeda, keliling. Kadang, beliau juga
mangkal di dekat gereja di jalan Diponegoro. Sedangkan waktu kelilingnya adalah
mulai pukul 16.00 sore hingga pukul 21.00 malam.
Bapak penjual wedang tahu telah beres
meracik pesanan saya. Kini semangkok wedang tahu tersaji panas-panas persis di
depan saya. Aroma jahe langsung menguar. Saya hirup wanginya dalam-dalam.
Wedang tahu ternyata tidak berwujud
sepenuhnya tahu. Ia lebih seperti semacam susu kedelai yang mengental lalu
disiram kuah jahe. Jika sampean bisa mengidentifikasi mana rasa susu kedelai
dan mana rasa tahu, sampean pasti sepakat jika rasa tahu di wedang ini lebih
kuat susu kedelainya katimbang tahunya. Jadi, wedang tahu adalah paduan antara
sari kedelai yang mengental dengan kuah rebusan jahe, ditambah dengan beberapa
jenis rempah-rempah lainnya. Rasa tawar yang lembut dari sari kedelai menjadi sangat
ngejreng saat melebur dengan kuah panas yang manis, pedas dan wangi.
Tidak terasa semangkok wedang tahu tandas
sudah. Penasaran saya akhir-akhir ini akhirnya teratasi. Utuk satu porsi wedang
ini, saya cukup mengeluarkan duit lima ribu rupiah untuk menebusnya. Harga yang
lumrah bukan.
Beberapa hari setelah itu, saya kembali ke
Salatiga dan kepengin jajan wedang tahu lagi. Namun agaknya nasib belum mempertemukan
antara saya dan wedang tahu. Barangkali, sensasi ngampet saat gagal menemukan seperti
inilah salah satunya yang membikin wedang tahu terasa begitu enak ketika
menyantapnya. Jika suatu hari Anda ketemu dan berhasil jajan wedang tahu di
Salatiga, ada baiknya Anda mencatat nomor ponsel bapak penjualnya untuk
selanjutnya bisa tanya lokasinya dulu sedang dimana saat hendak membelinya.
*tulisan ini pertama kali dimuat di omahpetualang.com
*tulisan ini pertama kali dimuat di omahpetualang.com
Casino site ᐈ Bet £10 get £30 in free bets - LuckyClub
BalasHapusPlay now for fun in the luckyclub UK with the Lucky Club. Get £30 in free bets when you join our new site today!