Sinau Tata Krama dan Bahasa Jawa
Jika ada yang bertanya hal apa yang membuat saya merasa
miskin, sebagai manusia dan sebagai anak bangsa saya akan menjawab “tata krama”.
Hari ini orang boleh bangga dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Namun,
tanpa akhlak dan kepribadian yang baik, teknologi tak ubahnya perangkat yang
mungkin memberi dampak baik bagi kehidupan manusia, namun bisa saja membuat
manusia bersiasat untuk saling menjatuhkan. Dan kepribadian yang baik, hanya mungkin
dimiliki oleh manusia yang mengerti dan menyadari tata krama.
Di era ini, degradasi moral akibat hilangnya tradisi tata
krama semakin kuat gejala-gejalanya. Kita tidak dapat mengelak bahwa kebudayaan
kita sejujurnya tidak sedang baik-baik saja. Gejala-gejala itu gampang sekali
kita jumpai di sekitar kita. Saya sering bepergian ke banyak tempat yang baru. Lantaran
saya harus mencari sebuah alamat tertentu, saya iseng untuk bertanya kepada
anak-anak kecil. Kepada orang asing, anak-anak itu seharusnya menggunakan
bahasa jawa krama alus. Namun, saya sering mendapati anak-anak kecil yang
berbicara kepada orang yang lebih tua bahkan orang asing dengan bahasa ngoko
sebagaimana mereka berbicara kepada teman seumurannya.
Contoh kasus generasi muda yang tidak bisa menerapkan
tingkatan bahasa kepada pergaulan mungkin tidak terkesan sebagai sesuatu yang
membahayakan. Tujuan berkomunikasi toh hanya menyampaikan informasi dari pihak
satu ke pihak lain. Namun, setidaknya gejala itu, jika kita terus-terusan
menganggap sebagai soal yang remeh temeh akan menjadi sengkarut peradaban yang
kompleks. Dari kesalahan bertutur akan
menjadi kesalahan berbuat. Kesalahan berbuat yang sering diulang akan menjadi
kesalahan dalam kebiasaan. Ketika kebiasaan yang salah terus diulang, maka
sendi-sendi dalam kehidupan tidak akan seimbang. Dan itulah kehancuran
peradaban
Harus ada yang dilakukan untuk menunda lebih lama lagi
kehancuran peradaban kita. Untuk menyelamatkan peradaban, hal yang paling
mendasar harus dilakukan adalah membangunkan lagi kesadaran bermanusia. Kesadaran
itu bisa dibangun melalui pembelajaran tata krama.
Sebagai manusia yang diciptakan dan ditakdirkan Tuhan untuk
hidup di tanah jawa, saya merasa sangat berdosa ketika tidak berusaha menjadi
manusia jawa yang jangkep. Di tanah jawa, kebudayaan tata krama adalah bagian
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Keluhuran tata krama itulah warisan
paling agung yang kita miliki. Karena tata krama adalah sarana manusia berinteraksi
kepada sesamanya. Lebih jauh, sejatinya adalah jalan manusia menuju Tuhan.
Saya sengaja merawat keresahan atas ini. Dan keresahan yang
saya miliki rupanya adalah keresahan beberapa teman juga. Maka ketika kami
dipertemukan, kami berada dalam ruang kesadaran yang sama. Yang tanpa banyak
membicarakan masalah secara detail, masing-masing kami sudah memahami dan
mengerti apa yang seharusnya kami lakukan. Maka lahirlah gerakan ini: Sinau
Tata Krama dan Bahasa Jawa.
Selanjutnya, kami bersama-sama berunding untuk membicarakan
konsep pembelajaran ini. Modal kami bukan pengetahuan bahasa jawa yang luas,
modal kami hanya keresahan. Kami tahu diri untuk memperbaiki kesalahan kami
dengan mendatangkan guru yang berkapasitas secara keilmuan untuk meberikan
workshop sederhana kepada kami.
Setelah itu, kami mencoba untuk bekerjasama dengan lembaga
yang sudah ada.pilihan kami jatuh kepada madrasah diniyah dan TPA yang ada di
sekitar tempat tinggal kami. Pertimbangan memilih lembaga ini adalah lembaga
ini sudah berjalan. Ustad-ustad di madrasah diniyah berada di frekuensi yang
sama dengan kami. Mereka adalah orang-orang yang rela mengabdikan dirinya untuk
membangun masyarakat melalui pendidikan. Maka penyelarasan terhadap ritme gerak
bersama kelak kami harapkan akan jadi lebih mudah.
Sebagai titik awal, kami bekerjasma dengan madin di
Gondoriyo, Kebondalem, dan Kelurahan. Seminggu sekali di madin-madin itu diselenggarakan
sinau tata krama bahasa jawa. Meski sulit, kami berusaha untuk selalu datang,
belajar bersama dan mendampingi ustad-ustad di madin tersebutuntuk melakukan
pembelajaran sinau tata krama dan bahasa jawa.
Dalam perjalanannya, permintaan program pembelajaran sinau
tata krama dan bahasa jawa berkembang. Banyak madin-madin lain yang ingin menerapkan
pembelajaran tata krama dan bahasa jawa. Namun, karena keterbatasan kemampuan
kami, permintaan tersebut masih sulit bersama-sama kami penuhi. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa konsep gerakan ini adalah sukarelawan. Kami yang terlibat
dalam gerakan ini sama sekali tidak mendapat bayaran. Maka saya tidak bisa
mendesak anggota kami yang sedang ada pekerjaan lain untuk harus selalu
bersiaga dan turun ke beberapa madin mendampingi pembelajaran tata krama dan
bahasa jawa.
Dalam metode pembelajaran, kami sering menggunakan alat
peraga seperti wayang. Kadang kami melakukan sosio drama dan menggunakan
lagu-lagu dolanan untuk menyampaikan materi. Kami tidak pernah memberikan tugas
dalam bentuk pekerjaan rumah. Satu-satunya tugas untuk mitra didik kami adalah
mempraktikkan pelajaran tata krama dan bahasa jawa ke dalam pergaulan
sehari-hari. Kami ingin melakukan pembelajaran dengan gembira.
Mungkin banyak yang melakukan pembelajaran dan gerakan
kebudayaan. Di antara mereka adalah pembelajaran seni tradisi dan ketrampilan
pranata cara. Saya sangat mengapresiasi gerakan-gerakan tersebut. Kami ingin
melengkapi khasanah pembelajaran berbasis bahasa jawa yang sudah ada. Kami ingin
melakukan pembelajaran kebudayaan yang lebih mendalam,yaitu ruh kebudayaan itu
sendiri: tata krama. Sehingga, warisan agung dari nenek moyang itu tidak
berhenti hanya di panggung saja. Namun mengejawantah dalam laku hidup dan
pergaulan sejari-hari.
Ke depan, kami ingin menjalin kerjasama dengan perpustakaan
daerah. Kami ingin menjadi biro jodoh yang mendekatkan buku kepada mitra didik
di madin-madin. Karena tata krama mutlak harus beriringan dengan tradisi
literasi. Semoga rencana ini direstui dan dimudahkan Tuhan.
Yang kami lakukan adalah menjaga nyala api yang mungkin hanya
setitik. Kami berharap lebih banyak masyarakat yang tergugah untuk peduli
terhadap degradasi tata krama yang terjadi pada generasi kini
Pembelajaran menggunakan peraga wayang |
metode sosio drama |
pembelajaran dolanan bocah |
Halo Mas apa kabar lama ngga kontak ya
BalasHapusPlayers will also benefit from the Choose Your Fortune Bonus and the 243 ways to win on this exciting game. As a mychoice member, you earn advantages like Free SlotPlay, discounts for dining and accommodations, properly as|in addition to} comps, bonus entries into promotions, and unique invitations to special events. The industry additionally be|can be} making ready for the eventual deterioration of its key middle-aged demographic and competitors from free-to-play mobile games. "People only have so much leisure time and there’s a lot of exercise on iPhones," Price informed me. At one level in the Bally’s warehouse, Trask mentioned, "You know how you get folks youthful to gamble? Hand them 파라오 카지노 a fucking telephone." "We are the envy of in all probability each consumer products industry on the market."Every casino at present has a form of the information system invented at Harrah’s — most of them second are|are actually} built by Bally.
BalasHapus